Sabtu, 27 Agustus 2011

I "Still" Believe I Can Fly !!

by Made Teddy Artiana


Wanita yang mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan itu, kini terbujur nyaris kaku. Bayinya selamat, namun ia sendiri sekarat. Terjebak diantara dua dunia. Telah beberapa hari dilewatinya dalam keadaan koma, tak sadarkan diri. Tubuh dingin membeku. Wajah pucat membiru. Sementara bibir yang telah lebih dulu membiru itu, kini tampak memutih, nyaris sama putih dengan dinding ICU di Rumah Sakit itu.

Suasana ruangan itu memang tidaklah terlalu sunyi, namun sangat mencekam. Denyut jantung terdengar lemah, diantara isak tertahan. Ayah, ibunda, dan seluruh keluarga yang sudah kehabisan air mata dan doa, menunggu pasrah. Semua kepala tertunduk dengan mata-mata bengkak sembab karena lelah menangis. Tak ada yang dapat dilakukan, selain menunggu. Setidaknya jika hal itu terjadi, mereka ada disini. Menemani saat-saat terakhirnya.
Team dokterpun sudah menyampaikan kata-kata pamungkas mereka : “Kami sudah berusaha dengan sebaik mungkin, akan tetapi...”. Seolah dalam sebuah persidangan, keputusan akhir telah ditetapkan, tinggal ketukan palu penutup.

Pada saat-saat inilah tampak jelas garis kedaulatan Sang Pencipta. Manusia boleh meminta apa saja, tetapi TUHAN, yang akan menentukan apa yang harus terjadi.
Dan sesuatu itupun terjadi..

Jari jemari wanita itu bergerak lemah. Hampir tak terlihat. Namun mata hati seorang Ibu, mampu menangkapnya.

“Lina..bergerak !!!”, teriak Ibunda. Seketika itu semua orang yang ada disana terperanjat. Semua memperhatikan jari-jemari Lina. “Iyaaa..dia bergerak !!!”, teriak Sang Adik dengan mata sembab,”Dokterrr....!! Dokter..!!! Kak Lina dokterrrr..!!”. Ia menghambur keluar ruangan mencari dokter. Linapun membuka matanya perlahan. Lingkaran kerabat yang tadi mengurubung itu, sekarang memberi jalan team dokter yang telah tiba diruangan.
“Selamat siang, Lina”, ujar lembut salah seorang dokter sembari tersenyum, “Welcome back, Madame”. Lina terdiam, menatap lurus kedepan.

Hanya dalam hitungan jam, Linapun seutuhnya sadar. Beberapa kali Dokter masuk keluar memeriksa keadaannya. “Alhamdulilah, keadaan Lina membaik. Semakin membaik”.
Keesokan harinya, seolah diperintah oleh sesuatu, ketika terbangun Lina segera meminta Black Berry nya. Mereka saling berpandangan tak mengerti, namun Ibunda Lina memberikan isyarat agar mereka mengabulkan permintaan Lina. Dengan tak sabar Lina meraih benda itu dari adiknya, sepertinya ada yang ia cari. Matanya terpaku sejenak. Tampak jelas ia menemukan sesuatu disana. Wanita perkasa yang telah mengarungi berbagai badai kehidupan yang luar biasa itu pun mulai menangis. Sementara keluarganya hanya bisa terpaku diam menyaksikan tingkah Lina. Ada apa gerangan ?

Dengan bibir tergigit dan pipi yang dibiarkan basah kuyub oleh air mata, jemari Lina gemetar mengetik kalimat demi kalimat.

“Kalian tahu, kata mereka sudah 4 hari lebih aku koma. Aku hampir menyerah. Aku menyesal kembali ke dunia ini lagi. Tapi entah mengapa, aku ingin melihat kalian dan ketika membaca tulisan status kalian, air mata ini tumpah. Tiba-tiba, aku mengingat percakapan kita dulu : bahwa manusia dilahirkan membawa misi. Bahwa kita, manusia ditakdirkan untuk menang atas segala persoalan hidup. Ini pertama kalinya aku menangis setelah sadar. Air mata ini untuk kalian. Aku harus hidup!!”.

Lalu mengirimkan pesan itu kepadaku dan istriku.

Pesan dari Kuala Lumpur itupun kami sambut dengan air mata. Kami memang sedang berdoa siang malam untuknya. Kami tahu ia tengah bertarung hidup dan mati disana. Kami memang berjanji mengunjunginya setelah melahirkan, tetapi kesibukan menahan langkah kami di Jakarta. Dan entah karena apa, hari itu wajah Lina nampak lekat dipikiran kami. Lalu tanpa sengaja aku menuliskan status ‘I Believe I Can Fly’ di BB ku.

Dan selanjutnya –cerita ini kami dengar sendiri dari orang tua Lina- dalam pelukan Ibunda tercinta, dan derai air mata, Lina berteriak sekuat tenaga. Sebuah deklarasi bak sangkakala di medan perang : “Aku harus hidup Ma..! Aku harus merawat anak-anakku ! Mereka membutuhkan aku !!”
(*)

1 komentar: