Rabu, 18 April 2012

Profileku di Majalah SWA, Human Capital dan Bahana

Profileku di Majalah SWA



Profileku di Majalah HUMAN CAPITAL






Profileku di Majalah BAHANA







Satu-satunya Foto ‘Goblok’ yang di-SENSOR Bob Sadino


Ada perbedaan argumen ketika foto ‘goblok’ itu kuusulkan untuk ikut dimasukkan ke dalam buku Belajar Goblok dari Bob Sadino. Menurutku foto yang kujepret langsung dari jari Bob Sadino secara candid itu luar biasa match dengan soul buku tersebut. Ada dua alasan utamanya

Pertama, sama-sama ‘goblok’!

Kedua, sangat cocok menggambarkan “Belenggu Pikiran” salah satu topik penting dalam buku tersebut. Betapa simbol jari itu ditafsirkan negatif oleh kebanyakan orang (demi menghindari menyebutkan kata : semua orang).

Penerbit setuju, namun Om Bob tidak.

“Jangan dengerin Si Made Gila, dia khan seniman..hahaha!”, ujar Om Bob setengah berseloroh.

Alhasil, foto itupun dilengserkan.

Tapi secara gemblung..eh maaf maksudku gamblang, demikianlah belenggu pikiran bekerja. Pikiran yang terlanjur terkontaminasi, cendrung enggan diubah oleh pemiliknya. (sebuah bukti nyata bahwa kita adalah mahluk yang tidak terlalu suka berubah). Dan pikiran itu kemudian memenjarakan kita sedemikian rupa, bahkan sepanjang hidup.

Persis seperti Hans Bablinger ketika karena arah angin yang keliru ia bersama sayap-sayap yang ia buat menukik tajam dari atas bukit lalu nyusruk di lembah. Percobaan terbang yang memalukan. “Manusia memang tidak ditakdirkan untuk bisa terbang!”, kata Sang Uskup dihadapan Raja. Ia memproklamirkan sesuatu yang sangat mungkin kita anggap lelucon jika dikumandangkan hari ini. Sayangnya Hans percaya, lalu menyimpan sayap-sayapnya yang patah di ruang bawah tanah, dan akhirnya meninggal dunia bersamanya.

“Aku ya begini ini, terima apa adanya. Mau syukur gak mau terserah!” kalimat klise di dunia pernikahan dan per-pacaran ini dapat juga dianggap merupakan sebuah bentuk belenggu pikiran.

Kita hanya akan melihat, apa yang mau kita lihat. Kita akan menarik hal-hal yang dominan menguasai bawah sadar kita. Dan hasilnya pengalaman-pengalaman yang akan kita peroleh, sebagian besar akan identik dengan itu semua. Dengan kata lain, bukan peristiwa yang kita alami yang terjadi, namun arti yang kita lekatkan atas peristiwa itulah yang paling penting.

Dalam arti luas...

Jika kita percaya hidup berat, maka hal-hal berat akan senantiasa menghiasi hari-hari kita, sepanjang hayat dikandung badan.

Namun jika kita melihat hidup adalah anugrah yang harus disyukuri, maka setiap hari keindahan hidup akan membuka pintunya untuk kita.

Jika kita percaya sebuah target itu mustahil, maka kemustahilan itu akan mewujud.

Entah kita percaya kita mampu atau tidak, itu..hampir selalu akan benar adanya.

Apakah itu negatif atau positif, semuanya saling memperkuat.

Tidak heran jika salah seorang pujangga besar dari Timur Tengah sana, dalam sebuah doa dan syiar pernah memohon dengan amat sangat kepada Sang Pencipta: “Siapakah yang mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari yang tidak kusadari”

Kembali ke persoalan foto dan jari Om Bob yang sebenarnya adalah simbol keperkasaan Bima (salah satu tokoh pewayangan yang sakti mandraguna) yang terlanjur di-cabulkan oleh masyarakat kita.

Bayangkan seandainya saja foto itu jadi dimasukkan. Aku rasa ada dua kemungkinan yang bakal terjadi.

Pertama, foto itu akan menjadi salah satu ikon unik yang akan menjadi tools marketing “Words of Mouth” yang ampuh.

Kedua, Om Bob diprotes kementrian agama dan kediamannya disatroni FPI! (khan selalu diperlukan pengorbanan untuk sebuah cita-cita..hehehe)

Namun keduanya -kemungkinan besar- akan bermuara di satu titik, buku yang ditulis oleh sahabatku Dodi Mwardi itu, akan jadi best of the best seller. (*)


# Commercial Photography #
http://companyprofile.multiply.com
http://withbobsadino.multiply.com

# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.multiply.com

# Prewedding Photography #
http://theanonymouslove.multiply.com/
http://loveforallseasons.multiply.com/
http://outdoorprewedding.multiply.com
http://prewedding.multiply.com
http://prewedding1.multiply.com
http://prewedding2.multiply.com
http://prewedding3.multiply.com

# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply.com
http://weddingcandid.multiply.com

Masih Bisa Orgasme ?


“Kamu itu harus bersyukur..masih bisa ngerasain orgasme!”, bisik-bisik seorang wanita separuh baya pada seorang wanita muda. Adegan bisik-bisik itu mirip banget dengan adegan gosip di sinetron-sinetron. Pemerannya ibu-ibu pejabat (kaum sosialite) yang sedang arisan, lokasi setting : rumah mewah dengan hidangan dan perhiasan dagangan di atas meja. Kerap kali dialog itu dimulai dengan kalimat “Sssttt.. Jeng..tau gak..?”.

Celakanya, walaupun niat hati berbisik-bisik, namun pada saat mengucapkan kata ‘orgasme’ tekanannya sedemikian sehingga beberapa orang menoleh kearah mereka. Kontan ini membuat membuat wajah si wanita muda memerah.

“Mamaa apaan siiiyy..!”, pekiknya tertahan sambil mencubit wanita yang dipanggilnya ‘Mama’ lalu segera menutup wajah yang pastilah memanas karena malu.

Namun sang mama tampak tidak peduli, sambil membalas tatapan sekitar dengan senyum dan anggukan singkat, ia meneruskan bisik-bisiknya.

Insiden diatas memang menggelikan, terutama jika kebetulan saat itu anda berada disekitar mereka berdua..

Pikiranku segera saja melayang, semasa aku aku masih kuliah di Depok sana. Tepatnya, ke seorang teman kosan-ku dulu yang bernama Jahmi. (Ia sama sekali tidak ada hubungan dengan orgasme). Dengan melihat sekilas bentuk kepala dan jidatnya, siapapun akan sepakat bahwa Jahmi adalah orang yang cerdas. Dan memang demikianlah adanya. Waktu itu kami bercakap-cakap ngawur di sebuah kosan cewek (hehehe). Topiknya ngawur juga..dari ekonom Sri Mulyani hingga calon istri.

“Mengapa kau tidak berpacaran dengan calon dokter?”, tanyaku iseng.

“Alamak! Tidaklah..”, ujarnya dengan logat daerah yang kental

“Kenapa?”, tanyaku penasarn.

“Pikiran mereka terlalu bersih..”, ujar Jahmi serius,”mana nikmat pacaran atau bersitrikan mereka. Apa-apa ilmiah, aku kuatir tak bisa men-trigger mereka nantinya”

Akupun tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan Jahmi.

Terus..apa hubungannya dengan orgasme???!! Oh ada dong..

Atas nama ‘pikiran bersih’.. aku pun memutuskan untuk mengambil pendekatan yang dialergi oleh sahabatku diatas.

Kalo dipikir-pikir, kalimat bisik-bisik sang mama ada benarnya..orgasme adalah sebuah kenikmatan yang harus disyukuri. Namun sangat jarang orang bersyukur karena orgasme...! (tentu dilandasi hubungan suami-istri yang resmi)

Aku jadi terprovokasi untuk mendata..apa-apa saja sih yang simple namun jarang kita syukuri.

  • Buang air besar dengan lancar
  • Buang air kecil dengan merinding disco
  • Buang angin dengan tenang (tanpa ada yang tahu)
  • Bernafas (sepuas-puasnya)
  • Punya rambut (dan membiarkannya jadi gondrong)
  • Bertubuh lengkap (apalagi kalo banyak yang bilang : sexy)
  • Punya wajah (apalagi kalo banyak yang bilang ganteng atau cantik)
  • Bisa melihat, bisa mencium, bisa berbicara
  • Punya rumah, pekerjaan...
  • Punya keluarga
  • Punya teman
  • Punya tabungan, mobil, rumah, harta (walaupun belum banyak)
  • Eh listnya kok jadi tambah banyak..

Karena kalo dipikir-pikir gak semua orang memiliki hal-hal tersebut.

Contoh sederhana...temanku si Andri yang sempat punya penyakit kencing batu. Andri hampir pasti akan menangis pada saat pipis di toilet. Ekspresinya amat sangat mengenaskan. (kok tahu?) Oh iya bagi para cewek yang tidak pernah memasuki toilet cowok, tempat pipis kami –kaum laki-laki- sedikit unik, bentuknya berupa pispot yang berdampingan, berjejer-jejer. Cukup nyaman untuk dipipisi walaupun sambil ngobrol santai. (tapi gak bisa saling ngelirik!)

Contoh ke-2 : bernafas sepuasnya. Ini kami sadari ketika kami membesuk seorang ibu yang memang dalam keadaan sakit parah yang bernafaspun harus dibantu oleh alat pernafasan dan tabung oksigen.

Next..

Pada saat mengunjungi korban Gunung Merapi, dalam suasana gerimis menjelang hari gelap, aku dan rombongan sempat bertemu seorang ibu, yang mengais puing-puing rumahnya. Menyempatkan diri untuk turun dari mobil, untuk bersimpati, akupun mendengar bahwa suami dan anak-anaknya telah tewas karena angin panas Merapi. Mendengar cerita itu aku segera menoleh kearah mobil yang parkir tidak jauh dari sana. Didalamnya ada keluarga dan family yang aku cintai. Oh my God..!

Digabung menjadi satu rasa syukur konon bukan hanya menyegarkan jiwa, namun juga memicu campur tangan ilahi untuk menyempurnakan apa yang telah IA berikan kepada kita. Gak percaya? Monggo dicoba..(gratis ini).

Menutup tulisan orgasme ini..ada sebuah pengalaman unik dari penulis The Power of Positive Thinking, (alm)Dr. Norman Vincent Peale. Seorang bisnisman mendatanginya karena sedang frustasi berat dan nyaris bunuh diri.

“Semua sudah hancur! Saya sudah habis!!”, teriaknya ketika pertama kali bertemu sang psikiater.

Oleh Dr. Peale ia segera diberi pena dan secarik kertas. Dan therapy sederhanapun berlangsung...

“Coba tulis diatas kertas apa-apa yang masih Anda miliki..” (demikian pertanyaan nya)

Semula bisnisman menolak, apa-apaan sih? Kenapa tidak langsung di NLP? Atau keluarkan bandul dan kain hitam penutup mata itu..mengapa hanya kertas dan pena?? Akan tetapi, karena berharap bertemu jalan keluar, toh akhirnya ia menurut juga. Agak susah memulai sang bisnisman tampak berpikir demikian keras..

“Saya bantu”, ujar Dr. Peale enteng. “Anda cacat?”, tanyanya pula.

“Cacat?!”, sergah bisnisman,”Saya kira Dokter bisa melihatnya sendiri..saya normal!!”

“ok..no.1 Anda tidak cacat”, kata Dr. Peale sambil tersenyum.

Singkat cerita..proses itu berlangsung cukup lama dan list yang dihasilkan cukup panjang.. beberapa item sebagai berikut

  1. Tidak cacat
  2. IQ diatas rata-rata
  3. Pendidikan Sarjana
  4. Masih memiliki rumah
  5. Masih memiliki mobil
  6. Memiliki istri yang setia dan anak-anak yang lucu
  7. Memiliki keluarga yang baik
  8. Memiliki banyak sahabat
  9. Masih memiliki nama baik
  10. ...dsb..dst

Akhirnya sang bisnisman sadar bahwa ternyata keadaan tidak ‘sehancur’ dan ‘sehabis’ yang ia pikir...

Ternyata, dibeberapa hal...bersyukur juga membuat kita sadar..keadaan ternyata tidak seburuk yang kita pikir. Bisa dipahami, karena seringkali masalah mengocok-ngocok pikiran kita, sehingga menghasilkan busa-busa yang membumbung tinggi sehingga kita merasa sudah habis tenggelam!

Nah, mari kita coba keajaiban bersyukur..ambil kertas dan pena..kita akan mendata berkat-berkat atau nikmat-nikmat yang telah TUHAN berikan kepada kita. Bagi yang sudah berumah tangga...supaya lebih seru..mari kita awali item listdown kita yang pertama dan No. 1...dengan : “Masih bisa merasakan orgasme!” (*)

Mau Istri yang Bodoh atau Cerdas?


by Made Teddy Artiana
Penulis novel komedi inspirasi base on true story
"BALADA 13 Pembantu Rumah Tangga"
(yang pernah bekerja di rumah kami)


Mendengarkan dua curhat yang sama-sama lucunya.

Seorang teman ‘sengaja’ menikahi seorang wanita yang dianggapnya agak bodoh dan miskin pengalaman dalam bercinta. Beberapa temannya bertanya-tanya tak mengerti. Tetapi laki-laki ini punya alasan kuat : supaya mudah diatur-atur dan dibohongi! Sebulan-dua bulan, tampaknya rencana gendheng itu berjalan. Namun, beberapa bulan kemudian, ternyata skenario itu tak lebih dari sebuah kecelakaan tragis. Mirip pemburu babi hutan yang terjebak dalam jebakannya sendiri.. tunggu, ini belum selesai..lalu datanglah babi hutan tersebut dan dengan leluasa menyiksa sang pemburu. Karena bodoh dan miskin pengalaman, wanita yang dinikahinya itu cenderung menjadi pribadi yang minder dan susah sekali beradaptasi dengan keluarga. Masalah mulai muncul kepermukaan. Belum lagi, karena bodoh, laki-laki ini merasa demikian frustasi untuk menasehati istrinya. Benar-benar keras kepala, keluhnya. Sekarang masalah itupun bukan hanya muncul, namun sudah mulai membanjiri sang sutradara. Bukan mustahil, jika laki-laki ini tidak bisa menanggulangi istri pilihannya itu, tinggal tunggu waktu ia akan ditenggelamkan oleh rekayasanya sendiri. Lucu-lucu sedih!

Seorang teman yang lain, punya cerita yang jauh berbeda. Ia menikahi seorang wanita cerdas dikampusnya. Bagaikan memenangkan Grammy Award, laki-laki ini merasa begitu bangga dan beruntung. Dan sang istri, seperti layaknya gaya gravitasi Newton, apel yang jatuh selalu akan kebawah, maka wanita cerdas dan ulet itupun ‘menjelma’ menjadi seorang konsultan bisnis yang piawai. Seorang owner perusahaan kemudian mendudukkannya menjadi CEO. Seorang CEO dan konsultan beberapa perusahaan, demikian gelar wanita besi yang adalah istri dari temanku itu. Apa konsekuensinya ? Jadwal yang sangat padat, hanya salah satu yang kemudian jadi masalah. Quality time, hanya 1 jam sehari, itupun jika kebetulan bertemu. Pride yang demikian kuat dari sang istri, masalah yang kedua. Lalu masalah klasik, penghasilan istri yang jumlahnya nyaris tiga kali lipat dari suami. Tiga hal yang sering mentrigger pasangan ini untuk demikian sering berbeda sudut pandang, kemudian bertengkar. Sedih-sedih lucu!

Pertanyaannya : kemudian siapa yang salah? tidak ada yang salah tentunya ;)
Karena contoh kasus diatas sering terjadi juga pada laki-laki bodoh dan laki-laki cerdas!

Hidup memang unik. Setiap keputusan yang kita ambil, tentunya memiliki konsekuensi sendiri-sendiri. Ini yang sering dilupakan oleh sebagian besar kita. Ya, setiap keputusan yang kita ambil mendatangkan resikonya masing-masing. Lucunya, yang kita inginkan hanya yang baik-baik saja (sesuai khayalan kita), namun begitu konsekuensinya datang...kita kaget, shock, menolak, menghujat, menyesal dsb.

Hidup benar atau tidak, memiliki upahnya sendiri-sendiri. Merawat diri atau tidak, ada konsekuensinya. Menjadi enterpreneur atau karyawan, ada konsekuensinya juga. Menikah dengan laki-laki tampan atau jelek, punya resiko masing-masing. Juga hal-hal berikut : belajar atau malas belajar. Mengendarai mobil atau motor. Setia atau selingkuh. Monogami atau poligami. Punya rumah atau ngontrak. Rambut panjang atau cepak. Menikah atau tidak menikah. Bergaul atau tidak bergaul. Berolah raga atau tidak berolah raga. Merokok atau tidak merokok....dan sebagainya...dan seterusnya.

Segala keputusan dalam hidup ini punya konsekuensinya. Berani melangkah, berani menanggungkonsekuensinya. Selamat memilih menu keputusan, pastikan menu konsekuensi juga anda baca...hehehehe(*)