Oleh : Made Teddy Artiana
Chief Marketing Officer Kairos
System & Technology
Beberapa orang segera saja
komplain dengan tambahan kalimat setelah koma. “...Penjual adalah DEWA”.
“Gak bisa gitu dong, Pak ! Kita ini harus melayani. Kita adalah pelayan-pelayan
Raja, Pak. Kalau semua penjual berlagak Dewa, pembeli pada kabur semua dong?”
Hahahaha...argumen yang menarik.
Ketika menggunakan istilah “Dewa”
yang saya maksud bukan mengacu kepada “arogansi kekuasaan”. Mentang-mentang
Dewa, terus mau sesukanya sendiri? Ibarat kata : mau seudel enaknya sendiri?
Ups..maaf kebalik. Se-enak udel-nya sendiri? (emang udel enak?)
Sejatinya, terminologi Dewa saya
gunakan untuk meminjam sedikit sifat-sifat ke-Maha-an TUHAN. Karena saya bakal
kualat..lat..lat, jika berani menulis : Penjual adalah TUHAN.
Sifat-sifat apa itu persisnya?
Maha tahu. Seorang penjual HARUS
serba tahu, dan bukan sok tahu. Kenapa ya begini? Kenapa ya begitu? Dalam hal
ini diperlukan wawasan yang sangat luas. Penjual harus sungguh-sungguh belajar.
Maha baik. Seorang penjual HARUS
memiliki hati yang baik, dan bukan baik karena ada maunya. Strategi, siasat,
tips and trick memang penting, tetapi "kebaikan hati", diatas semuanya itu.
Maha murah. Seorang penjual HARUS
murah hati kepada pembelinya, bukan menjual semurah-murahnya. Apa yang
sebenarnya paling mahal dalam dunia bisnis? Uang? Bukan! Tapi waktu. Penjual
harus rela memberikan "waktu-nya" kepada pembeli-pembelinya. Harus sabar menjalani
proses menjalin hubungan-baik.
Maha bijak. Seorang penjual HARUS
bijaksana, dapat menempatkan diri sebagai “konsultan” bagi pembelinya. Karena
sering kali pembeli sebenarnya tidak paham akan "kebutuhan vs keinginannya".
Ingin produk A, padahal ia butuh produk B.
Dan lain-lain...(PR masing-masing
untuk melanjutkan “Maha-Maha” diatas...hehehe)
Tetapi yang perlu diperhatikan
adalah kata “HARUS” (yang sengaja saya
tulis dalam huruf kapital) diatas. HARUS = HARAPAN, atau dalam istilah
para jin lebih dikenal dengan : “Your wish is my command..!”
Mau tidak mau, setuju tidak
setuju, ini membuat Anda para penjual menggantungkan tinggi-tinggi STANDAR
KUALITAS bagi diri Anda. Yang jelas, menjadi sekedar
pelayan Raja, tidak hanya terlalu minimalis bagi penjual, namun sudah tidak mencukupi di hari-hari ini.
Mengapa demikian?
Dunia sudah begitu komplek. Jenis
produkpun diumbar bertebaran buaanyak tak terhitung. Perang harga dimana-mana. Sementara
pembeli –Raja Anda itu- semakin kebingungan : mana yang KEBUTUHAN..mana yang
KEINGINAN.
Karena itu pembeli tidak butuh
orang-orang suruhan yang berada di bawah mereka, mereka lebih butuh PENOLONG
yang sederajat atau bahkan lebih tinggi dari mereka. Raja tidak lagi
membutuhkan pelayan ..mereka membutuhkan DEWA!
(*)