Kamis, 21 Februari 2013

Untuk ISTRI, dari kami para SUAMI


Untuk ISTRI, dari kami para SUAMI
by Made Teddy Artiana


# SATU #

Hal ini tidak hanya kubaca, namun kudengar langsung dari bibir Om Bob Sadino, paling sedikit tiga kali.
Pertama dihadapan orang banyak, lalu kedua ketika berbincang denganku face
to face, dan ketiga di Buku "Belajar Goblok dari Bob Sadino"
(yang ditulis oleh sahabatku Dodi Mawardi)

Tetapi adegan yang paling berkesan adalah ketika hal itu diucapkannya
di depan para pengusaha yang sengaja diundang beliau kerumah.

"Kalau kalian berpikir bahawa Bob Sadino hebat, kalian salah besar. Tapi
kalian tak sepenuhnya salah, memang seperti itulah yang diangkat oleh media
tentang pengusaha nyeleneh bernama Bob Sadino". Ia terdiam sebentar sambil
mengusap wajahnya.

Lalu Om Bob melirik ke arah dapur, kemudian menatap dengan mesra
seseorang disana,  Mami (istri Om Bob) tengah duduk makan.
Kamipun ikut-ikutan melirik kearah yang sama.

"Dia..dia itu..", ujar Om Bob terbata-bata dengan suara berat.
Ekspresi wajah haru itu membuat kami hampir tidak berani menatap kearah beliau.

"Dia yang hebat...", lanjut Om Bob sambil menarik nafas panjang dan berat,
lalu menghembuskannya perlahan.

"Kalau ketika saya menjadi kuli batu dulu..dia meninggalkan saya..habislah
sudah.."

Kali ini Om Bob menunduk hikmat, tangannya kini menggosok lututnya yang
telah keriput. Seisi ruangan sunyi senyap. Yang terdengar hanyalah hembusan 10 AC yang
terpasang di ruangan besar itu.

Atmosfir cinta yang kuat memenuhi ruangan itu demikian kuat.

"Without Her.. I'm just like a piece of shit on the table..a big piece of
shit on the table !"

Kini tak seorangpun berani menatap Bob Sadino..kami terutama para lelaki
tertunduk dalam. Kata-kata tak terduga..

Sejujurnya, jika aku bukan laki-laki pastilah aku sudah meneteskan air mata melihat
adegan ini persis di depan hidungku.


# DUA #

Hiruk pikuk sexy dancer sudah mereda, meskipun pesta belumlah usai. Kini
laki-laki berdarah Bali itu berdiri tegak.
Sambil menggenggam mikrofon ditangan kirinya. Kadek Sardjana, seorang owner
perusahaan minyak dan gas terkemuka berdiri dihadapan seluruh karyawan dan
partner bisnis beliau. Terpaku, hampir tidak bisa bicara..

"Saya tidak sedang mabuk..". ujarnya perlahan.

Cerutu di jari kanannya tampak bergetar, jelas ia sedang berusaha menguasai dirinya sungguh-sungguh.

"Kalian tahu siapa saya..bagi saya kalian bukan karyawan..tapi kalian adalah
kawan seperjuangan", sesaat ia menatap mereka satu-persatu.

"Kalian tahu persis baik-buruk saya, dan apa yang telah saya lakukan..saya
bukan laki-laki yang sempurna",

kembali Kadek menarik nafas dalam-dalam. Wajah laki-laki pemberani itu melembut.

"Tapi saya ingin kalian tahu..bahwa tanpa dia", kini jari kanan itu membuka
dan mengarah penuh hormat kearah seseorang di atas sana, Sang Istri
Tercinta..

"Tanpa dia..semua ini tidak akan seperti yang kalian lihat sekarang"

Kini Kadek Sarjana sedikit menundukkan kepala memberi hormat...kemudian berteriak dengan suara bergetar

"Honey..aku bukan laki-laki yang sempurna..but I Love You so Much..semua ini
untuk mu Honey"

Kini ruanganpun bertambah sunyi senyap..tidak ada satupun yang berani bicara
atau bertepuk tangan. Sementara wanita luar biasa diatas sanapun mulai menangis terharu..

Beberapa saat kemudian pasangan luar biasa itupun tampak berdansa di
dance floor dalam remang lampu, dikelilingi karyawan dan undangan.



# TIGA #


"Mau tahu apa yang saya banggakan ?", tanya Mario Teguh kepada seluruh
hadirin yang hadir distudio itu.

"Mau tau apa itu ?", ulangnya sekali lagi.

Kami semua terdiam. Masing-masing memendam pertanyaan besar. Apa yang
dibanggakan oleh seorang Mario Teguh ? Pertanyaan yang aneh. Betapa banyak
yang dapat dibanggakan oleh seorang Mario Teguh !!!

"Karena ada yang mengangguk..maka saya akan menjawabnya juga", sambung
beliau..melihat kebingungan kami. Jelas tak satupun yang betanya, namun
Mario memang tak memerlukan pertanyaan..Ia hanya ingin mendelarasi sesuatu.

"Yang paling saya banggakan adalah istri saya..", sambungnya dengan mata
berkaca-kaca.

Seluruh hadirinpun bertepuk tangan.


# EMPAT #

"Made..kamu lagi ngapain ??", tanya sesorang di ujung telpon sana. Suara yang
khas. Suara yang begitu sering kita dengar meneriakkan "Success is my rigth
!! Salam Sukses...Luar BIasa !!!!"

Yaa..Andrie Wongso. Beliau menelponku disaat yang tak kuduga sama sekali.
Ketika aku sedang bercelana pendek, memotong rumput dan belum mandi. Kami
ngobrol sebentar...lalu ketika obrolan kami menyerempet ke
keluarga..anak..lalu istri. Iseng saya menanyakan hal ini.."Pak
Andrie..menurut Bapak apa peran istri bagi seorang Andrie Wongso..?"

Seketika itu tokoh yang telah menginspirasi begitu banyak orang itu pun
terdiam. Aku tahu hubungan telpon tidak terputus. Motivator Nomer 1 itu
memang sengaja diam.

Nyaris lebih dari satu menit.

"Pak Andrie..?", tanyaku hati-hati. Beberapa saat kemudian sebuah suara
berat dari Andrie Wongsopun muncul." Iya Made..I hear you..", Andrie kembali
terdiam,"Istri..yah...?".

Aku mendengar suara senyuman dari telepon beliau.

"Tanpa istri..Andrie Wongso pastilah bukan Motivator Nomer 1...entah jadi
apa dia !!", ujarnya penuh perasaan.

"Made, dialah satu-satunya orang yang begitu tabah mendampingi saya
dimasa-masa sulit dulu.."


# LIMA #

Jelas aku belum sesukses dan sedahsyat tokoh-tokoh diatas..tetapi paling
tidak aku tidak akan menunggu terlalu lama untuk mengatakan hal ini kepada
istriku, Wida yang sudah tertidur pulas saat artikel ini kutulis..

"Bagiku, kau seakan dikirim dari surga untukku. Terima kasih telah bersabar
dengan seluruh kegilaanku, dan tetap setia mendampingi dan mencintai suamimu
ini sekian lama, walaupun kau tahu persis aku bukan laki-laki sempurna.  Aku
hanya ingin kau tahu..bahwa kau sangat berharga bagiku..aku sangat
mencintaimu..!" (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar