Selasa, 21 September 2010

Plisss, Jangan ‘Lebay’ dengan Otak Anda !

by Made Teddy Artiana, S. Kom
fotografer & penulis



Sebagai penggemar ilmu pengetahuan tentang potensi manusia, terus terang aku sangat senang mempelajari berbagai topik bahasan yang mencoba untuk menggali potensi yang ada pada diri puncak ciptaan TUHAN itu. Waktu-waktu luang selalu aku isi dengan membaca buku bertemakan hal tersebut.

Belakangan topik yang paling hangat yang muncul kepermukaan adalah tentang otak manusia. Otak kiri, kanan lalu yang sekarang lagi ngetop-ngetopnya adalah otak tengah. Seperti cendawan dimusin banjir, “iklan” aktivasi otak tengah seolah memenuhi ruang-ruang kita. Entah latah atau apa, gejala otak tengah ini berkembang sedemikian rupa sehingga aku pribadi merasa, segalanya sudah mulai menjurus kearah lebay (berlebih-lebihan). Bak bus Trans Jakarta yang karena jalur busway-nya diserebot bajay, lalu ngetril dijalur Kereta Api Listrik. Dengan kata lain : melenceng jauuuuuh banget bo’ !

Fenomena-fenomena lebay itupun muncul begitu jelas disekitar kita.

Beberapa orang menjadi demikian resah sekali untuk mengaktivasi otak tengah mereka, dan orang-orang ini saking resahnya, merasa tanpa aktivasi itu hidup mereka belumlah maksimal. Banyak orang tua seolah terhipnotis, dan mencari short cut mengaktivasi otak tengah anak mereka supaya IQ mereka nambah sehingga lebih mudah menerima pelajaran disekolah (padahal kemungkinan besar yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka adalah “perhatian” orang tua). Ada juga orang yang mengaku telah mengalami “aktivasi” disuatu tempat, namun karena kurang ngefek, lalu mengunjungi yang lain, untuk minta “diaktivasi ulang” lalu tidak puas lagi, dan minta diaktivasi lagi untuk kesekian kali. Bahkan ada –Anda boleh percaya atau tidak- seorang oknum yang mengaku expert otak tengah yang bertingkah lebih mirip -mohon maaf tidak semua tentunya- seorang dukun dibanding seorang ilmuwan.

T e r l a l u !!! (kata Rhoma Irama)

Ndilalah (untungnya) aku itu ndak sendirian. Beberapa hari yang lalu di Koran Sindo, aku membaca uraian dari Dr. Sarlito Wirawan, Guru Besar Psikologi UI, yang ternyata juga mengalami kegerahan yang sama seperti yang aku rasakan. Beliau menyatakan bahwa aktivasi otak tengah sudah terlalu jauh disalah tafsirkan oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan materi. (untuk lebih lengkapnya silakan baca sendiri  Koran Seputar Indonesia tanggal 19 September 2010)

Lalu apakah faktor otak –entah kiri, kanan, atau tengah- memang punya pengaruh begitu dominan terhadap hidup manusia ? Sehingga memang harus diekploitasi sedemikian rupa hanya karena para ahli mengatakan manusia pada umumnya baru menggunakan sekitar 6% dari kemampuan otak mereka ? Apakah memang benar untuk sukses kita harus –tidak ada jalan lain- habis-habisan memeras otak kiri, mengembangkan otak kanan dan mengaktivasi otak tengah sedemikian rupa ? Apakah benar jika kita bertambah jenius atau pandai atau cerdas atau apalah namanya, membuat hidup kita lebih baik, lebih bahagia, lebih sukses ? Apakah itu modal satu-satunya dan yang terutama yang Sang Pencipta berikan bagi kita untuk mengarungi kehidupan ? Aku pribadi tidak terlalu percaya.

Maksudnya begini, menjadi pandai atau jenius, boleh-boleh saja. Bagusssss ! Tetapi nggak harus !!

Jika Anda ragu, coba lakukan research mendalam pada seluruh kitab suci Anda, atau luangkan waktu untuk menginterview para tokoh atau guru agama atau –yang ini agak susah- jika kebetulan Anda memiliki akses kesana, cobalah bertanya kepada pengusaha-pengusaha sukses : Apakah benar yang menjadi modal utama mereka adalah otak mereka. Apakah benar bahwa hidup manusia itu sedemikian dominan ditentukan semata-mata oleh otak mereka ?

Saya berani bertaruh Anda akan menemukan bahwa hal terpenting adalah : hati. Hati yang dipelihara dengan sebaik-baiknya.

Aku jadi teringat seorang paling bijak dan berhikmat yang pernah ada dimuka bumi ini. Seorang raja yang juga diakui sebagai nabi. Raja Solaiman (Salomo) namanya, menyimpulkan resep untuk sukses dalam kehidupan adalah dengan menjaga hati, sehingga beliau bersabda : “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari sanalah terpancar kehidupan”.

Sungguh unik, jika kita perhatikan beliau sama sekali tidak memasukkan kemampuan otak pada tips beliau diatas. Berita buruk bagi mereka yang begitu mendewakan otak mereka. Ada apa gerangan dengan hati ?

Mungkin benar manusia baru hanya menggunakan 1% dari seluruh kapasitas otak mereka, tetapi tidak 100% benar ketika yang 1% itu bertambah jadi 10% lalu otomatis hidup mereka bertambah sukses.

Tetapi jika kita men-aktivasi hati kita lebih banyak dalam kehidupan. Yang mana itu juga berarti membersihkannya dari segala yang tidak baik, maka dijamin kita akan bertambah sehat, bertambah bahagia, hal-hal yang baik (termasuk jodoh, rejeki termasuk keberuntungan tentunya) akan tertarik dengan sendirinya.

Karena hati bukan hanya pelita kehidupan, tetapi hati juga adalah jalan menuju sorga. TUHAN yang menjamin, mengenai biaya “aktivasi” hati..he..he..he..gretong alias gratis ! Karena itulah aku pribadi tengah dalam proses mendisiplin diri untuk selalu mengaktivassi dan menjaga hati ini dengan segala kewaspadaan.

Jagalah hati, jangan kau nodai
Jagalah hati, cahaya Ilahi.
Jagalah hati, jangan kau kotori
Jagalah hati, lentera hidup ini.

(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar