Selasa, 09 November 2010

Wajah “Angker” Milik TUHAN

oleh : Made Teddy Artiana, S. Kom



“Itu kakak saya..!!”, teriak lelaki itu histeris, “Ya itu ..kakak saya ! Kakak saya..Ya Allah.. tolong dikasih nama ya Pak !”
Sang Adik mencari kakaknya yang akhirnya ditemukan putih kaku dalam reruntuhan rumah dan mobil bercampur pepohonan.

Ini baru sebuah episode kecil dari bencana yang menimpa Wasior, Merapi dan Mentawai. Menguras air mata. Menyesakkan dada. Meninggalkan pertanyaan besar dalam jiwa.

Penderitaan, musibah dan kehilangan bisa jadi membuat wajah TUHAN yang selama ini dielu-elukan penuh kasih itu tampak demikian angker. Bagaimana mungkin Yang Maha Kasih berbuat sedemikian ? atau mengijinkan hal semengerikan itu terjadi ?

Agama-agama seringkali mempromosikan TUHAN sebagai : Yang Maha Kasih, Maha Sabar, Maha Pemulia manusia. Namun lihatlah..bagaimana manusia-manusia ditemukan tewas memilukan–nyaris bukan sebagai manusia-tergeletak dipinggir jalan terhempas gelombang 12 m. Jika itu kurang mengenaskan, perhatikan bagaimana mudahnya menyaksikan manusia hangus tertimbun lumpur bercampur pepohonan, tidak jauh dari ternaknya meregang nyawa.

Sepertinya ada yang salah dari semua ini. Apakah material-material promosi itu bohong belaka. Atau hanya tipuan agama-agama untuk menarik pengikut ? Karena kini kita semua menyaksikan sebuah kenyataan yang berbeda.

Tangan Yang Maha Kuat itu menunjuk kearah laut, maka gelombangnyapun bangkit dan menghempaskan ratusan orang lebih disebuah pulau.
Hembusan nafas Yang Maha Kuasa itupun membuat gunung yang selama ini tenang jadi bergejolak tak terprediksi membunuh dan membumihanguskan apa saja yang ditemuinya dibawah sana.
Sang Maha Esa melirik kearah langit, lalu membebaskan air yang selama ini bersembunyi di cakrawala turun selebat-lebatnya ke bumi, mengamuk dan melanda daerah manapun yang dikehendakinya.

Satu sisi manusia diposisikan mulia, tetapi dilain tempat dibunuh seenaknya oleh bencana, tak perduli air mata, rasa kemanusian apalagi jalinan kasih antar manusia. Yang harus dibinasakan, binasa. Ini sangat mengerikan.

Jika selama ini, promosi yang sampai dipangkuan kita hanya : Wajah TUHAN Yang Maha Kasih, berarti kita telah salah mencomot brosur atau besar kemungkinan bertemu marketing (baca : tokoh agama) yang tidak jujur.

Karena suka tidak suka, inilah dua wajah TUHAN yang lain, yang sering sekali kita lupakan.

Kekuasaan.
Dialah yang memiliki kuasa dan kepemilikan segalanya. Langit, bumi, laut, hutan, gunung, air, udara dan seluruh hewan didalamnya. Sebuah peringatan besar untuk mereka yang tidak menghormati alam.
Tidak hanya itu, harta, jabatan, pangkat, orang-orang terdekat, bahkan nyawa kita, adalah milik-Nya. Dia memberikan, Dia juga yang mengambilnya. Kapanpun itu : tidak ada yang salah. Inipun menyadarkan kita akan ke-posesif-an kita yang seringkali berlebihan akan segala sesuatu yang sementara ini berada disekitar kita. Kita adalah sementara, sekarang ada, dua-tiga jam lagi belum tentu ada.

Kesucian.
Hal yang satu ini juga sering kita lupakan. Standard TUHAN berbeda dari sebagian besar manusia. Jika syarat agar diterima dalam pergaulan manusia adalah kebaikan (kefelsiblean kita dalam menerima apapun), maka syarat agar kita dikasihi TUHAN adalah kesucian. Suci, dan bukan hanya baik. Bagi TUHAN kebaikan belaka, tanpa kesucian adalah penghinaan bagi kekudusan Nya.

Semoga TUHAN tidak lagi memakai bencana hanya untuk mengingatkan kita, para manusia yang mudah lupa. Semoga TUHAN menganugerahi kita kemampuan untuk hidup diatas standar Beliau. Karena jika tidak, siapakah gerangan yang akan tersisa dan selamat ???
"Suruhlah terang dan kesetiaan Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan tempat kediaman-Mu"
(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar