Oleh : Made Teddy Artiana, S. Kom
"Pak, apakah orang yang pendiam seperti saya bisa jadi
marketer hebat?", tanya seseorang kepada saya.
Jujur pertanyaan ini menggelitik. Betapa tidak, bagi
sebagian besar customer, marketer (sales) punya sisi gelap tersendiri, yaitu :
talking too much and full of shit sometimes.
Janji surga, kalau sudah laku dan capai target, langsung
ngilang lenyap tak ketahuan rimbanya.Hahaha..tunggu, jangan tersinggung
dulu..karena salah satu profesi saya adalah marketer. Dan stigma itu..seringkali
masih melekat erat di jidat kita, mungkin karena itulah maka saya seringkali
menggunakan jurus : marketing bisu.
Maksudnya gini, bukan sama sekali tidak bicara, tapi
mengurangi bicara kita
hingga 75%..! Apa mungkin? Sangat mungkin!
Pernah terkesan akan penampilan unik seseorang setiap
bertemu? Nah itu silent marketing. Pernah mendapat sesuatu lewat tulisan
seseorang di facebook atau milis? Nah itu
juga silent marketing.
Pernah terngiang-ngiang komentar singkat yang diucapkan
dengan nada suara + dialek seseorang? Itupun silent marketing.
Membawa seekor German Shpperd (doggie) kesayangan
jalan-jalan keliling kompleks sehari 2 kali,memelihara ayam ketawa di rumah
sebagai maskot, update status di BB, upload video di youtube...dan sebagainya
dan seterusnya...semuanya ternyata punya DAYA JANGKAU yang tidak dapat
diremehkan.
Adalah seorang Lawrence Chan, seorang photographer dan juga
marketer menuliskan sesuatu yang sangat inspiratif : Silent gratitude isn't
much use to anyone, so thank someone today. Since this is a marketing strategy
blog, social media can play a huge role in the recognition of gratitude. A
simple tag, @reply or etc. can be seen by the public..
FAKTANYA menjadi seorang marketer yang hebat –dijaman gadget
seperti sekarang- tidak diperlukan banyak
omong.
Sebuah artikel misalnya, hanya sekali tekan
enter...sampailah ia di Amrik. Suara seorang marketer (sekalipun
berteriak)..mungkin sudah tak terdengar di tikungan kompleks.
Seorang berpakaian merah diantara kumpulan mereka yang
berpakaian biru, seoranggondrong diantara orang-orang gundul..dalam istilah
fotografinya..tentunya sangat 'STAND OUT' dari background. Demikian juga
seorang marketer pendiam, diantara para marketer yang berkicau.
"Dia itu gak banyak omong, tapi tanggung jawabnya bisa
diadu..!"
Komentar seperti itu tentu sangat jauh lebih berarti
dibanding : "Jangan percaya dia. Lebay! Ngomongnya selangit, janji surga
doang..!"
Bahkan pada titik tertentu, kita akan sadar bahwa skill
utama yang sangat
kritikal bagi seorang marketer bukan bicara, tapi keahlian
dalam MENDENGARKAN
client. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar