

We think we see the world as it is. In fact...
we see the world as we are ;)
~MTA
made.teddy@gmail.com
Ada perbedaan argumen ketika foto ‘goblok’ itu kuusulkan untuk ikut dimasukkan ke dalam buku Belajar Goblok dari Bob Sadino. Menurutku foto yang kujepret langsung dari jari Bob Sadino secara candid itu luar biasa match dengan soul buku tersebut. Ada dua alasan utamanya
Pertama, sama-sama ‘goblok’!
Kedua, sangat cocok menggambarkan “Belenggu Pikiran” salah satu topik penting dalam buku tersebut. Betapa simbol jari itu ditafsirkan negatif oleh kebanyakan orang (demi menghindari menyebutkan kata : semua orang).
Penerbit setuju, namun Om Bob tidak.
“Jangan dengerin Si Made Gila, dia khan seniman..hahaha!”, ujar Om Bob setengah berseloroh.
Alhasil, foto itupun dilengserkan.
Tapi secara gemblung..eh maaf maksudku gamblang, demikianlah belenggu pikiran bekerja. Pikiran yang terlanjur terkontaminasi, cendrung enggan diubah oleh pemiliknya. (sebuah bukti nyata bahwa kita adalah mahluk yang tidak terlalu suka berubah). Dan pikiran itu kemudian memenjarakan kita sedemikian rupa, bahkan sepanjang hidup.
Persis seperti Hans Bablinger ketika karena arah angin yang keliru ia bersama sayap-sayap yang ia buat menukik tajam dari atas bukit lalu nyusruk di lembah. Percobaan terbang yang memalukan. “Manusia memang tidak ditakdirkan untuk bisa terbang!”, kata Sang Uskup dihadapan Raja. Ia memproklamirkan sesuatu yang sangat mungkin kita anggap lelucon jika dikumandangkan hari ini. Sayangnya Hans percaya, lalu menyimpan sayap-sayapnya yang patah di ruang bawah tanah, dan akhirnya meninggal dunia bersamanya.
“Aku ya begini ini, terima apa adanya. Mau syukur gak mau terserah!” kalimat klise di dunia pernikahan dan per-pacaran ini dapat juga dianggap merupakan sebuah bentuk belenggu pikiran.
Kita hanya akan melihat, apa yang mau kita lihat. Kita akan menarik hal-hal yang dominan menguasai bawah sadar kita. Dan hasilnya pengalaman-pengalaman yang akan kita peroleh, sebagian besar akan identik dengan itu semua. Dengan kata lain, bukan peristiwa yang kita alami yang terjadi, namun arti yang kita lekatkan atas peristiwa itulah yang paling penting.
Dalam arti luas...
Jika kita percaya hidup berat, maka hal-hal berat akan senantiasa menghiasi hari-hari kita, sepanjang hayat dikandung badan.
Namun jika kita melihat hidup adalah anugrah yang harus disyukuri, maka setiap hari keindahan hidup akan membuka pintunya untuk kita.
Jika kita percaya sebuah target itu mustahil, maka kemustahilan itu akan mewujud.
Entah kita percaya kita mampu atau tidak, itu..hampir selalu akan benar adanya.
Apakah itu negatif atau positif, semuanya saling memperkuat.
Tidak heran jika salah seorang pujangga besar dari Timur Tengah sana, dalam sebuah doa dan syiar pernah memohon dengan amat sangat kepada Sang Pencipta: “Siapakah yang mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari yang tidak kusadari”
Kembali ke persoalan foto dan jari Om Bob yang sebenarnya adalah simbol keperkasaan Bima (salah satu tokoh pewayangan yang sakti mandraguna) yang terlanjur di-cabulkan oleh masyarakat kita.
Bayangkan seandainya saja foto itu jadi dimasukkan. Aku rasa ada dua kemungkinan yang bakal terjadi.
Pertama, foto itu akan menjadi salah satu ikon unik yang akan menjadi tools marketing “Words of Mouth” yang ampuh.
Kedua, Om Bob diprotes kementrian agama dan kediamannya disatroni FPI! (khan selalu diperlukan pengorbanan untuk sebuah cita-cita..hehehe)
Namun keduanya -kemungkinan besar- akan bermuara di satu titik, buku yang ditulis oleh sahabatku Dodi Mwardi itu, akan jadi best of the best seller. (*)
# Commercial Photography #
http://companyprofile.
http://withbobsadino.multiply.
# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.
# Prewedding Photography #
http://theanonymouslove.
http://loveforallseasons.
http://outdoorprewedding.
http://prewedding.multiply.com
http://prewedding1.multiply.
http://prewedding2.multiply.
http://prewedding3.multiply.
# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply.
http://weddingcandid.multiply.
“Kamu itu harus bersyukur..masih bisa ngerasain orgasme!”, bisik-bisik seorang wanita separuh baya pada seorang wanita muda. Adegan bisik-bisik itu mirip banget dengan adegan gosip di sinetron-sinetron. Pemerannya ibu-ibu pejabat (kaum sosialite) yang sedang arisan, lokasi setting : rumah mewah dengan hidangan dan perhiasan dagangan di atas meja. Kerap kali dialog itu dimulai dengan kalimat “Sssttt.. Jeng..tau gak..?”.
Celakanya, walaupun niat hati berbisik-bisik, namun pada saat mengucapkan kata ‘orgasme’ tekanannya sedemikian sehingga beberapa orang menoleh kearah mereka. Kontan ini membuat membuat wajah si wanita muda memerah.
“Mamaa apaan siiiyy..!”, pekiknya tertahan sambil mencubit wanita yang dipanggilnya ‘Mama’ lalu segera menutup wajah yang pastilah memanas karena malu.
Namun sang mama tampak tidak peduli, sambil membalas tatapan sekitar dengan senyum dan anggukan singkat, ia meneruskan bisik-bisiknya.
Insiden diatas memang menggelikan, terutama jika kebetulan saat itu anda berada disekitar mereka berdua..
Pikiranku segera saja melayang, semasa aku aku masih kuliah di Depok sana. Tepatnya, ke seorang teman kosan-ku dulu yang bernama Jahmi. (Ia sama sekali tidak ada hubungan dengan orgasme). Dengan melihat sekilas bentuk kepala dan jidatnya, siapapun akan sepakat bahwa Jahmi adalah orang yang cerdas. Dan memang demikianlah adanya. Waktu itu kami bercakap-cakap ngawur di sebuah kosan cewek (hehehe). Topiknya ngawur juga..dari ekonom Sri Mulyani hingga calon istri.
“Mengapa kau tidak berpacaran dengan calon dokter?”, tanyaku iseng.
“Alamak! Tidaklah..”, ujarnya dengan logat daerah yang kental
“Kenapa?”, tanyaku penasarn.
“Pikiran mereka terlalu bersih..”, ujar Jahmi serius,”mana nikmat pacaran atau bersitrikan mereka. Apa-apa ilmiah, aku kuatir tak bisa men-trigger mereka nantinya”
Akupun tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan Jahmi.
Terus..apa hubungannya dengan orgasme???!! Oh ada dong..
Atas nama ‘pikiran bersih’.. aku pun memutuskan untuk mengambil pendekatan yang dialergi oleh sahabatku diatas.
Kalo dipikir-pikir, kalimat bisik-bisik sang mama ada benarnya..orgasme adalah sebuah kenikmatan yang harus disyukuri. Namun sangat jarang orang bersyukur karena orgasme...! (tentu dilandasi hubungan suami-istri yang resmi)
Aku jadi terprovokasi untuk mendata..apa-apa saja sih yang simple namun jarang kita syukuri.
Karena kalo dipikir-pikir gak semua orang memiliki hal-hal tersebut.
Contoh sederhana...temanku si Andri yang sempat punya penyakit kencing batu. Andri hampir pasti akan menangis pada saat pipis di toilet. Ekspresinya amat sangat mengenaskan. (kok tahu?) Oh iya bagi para cewek yang tidak pernah memasuki toilet cowok, tempat pipis kami –kaum laki-laki- sedikit unik, bentuknya berupa pispot yang berdampingan, berjejer-jejer. Cukup nyaman untuk dipipisi walaupun sambil ngobrol santai. (tapi gak bisa saling ngelirik!)
Contoh ke-2 : bernafas sepuasnya. Ini kami sadari ketika kami membesuk seorang ibu yang memang dalam keadaan sakit parah yang bernafaspun harus dibantu oleh alat pernafasan dan tabung oksigen.
Next..
Pada saat mengunjungi korban Gunung Merapi, dalam suasana gerimis menjelang hari gelap, aku dan rombongan sempat bertemu seorang ibu, yang mengais puing-puing rumahnya. Menyempatkan diri untuk turun dari mobil, untuk bersimpati, akupun mendengar bahwa suami dan anak-anaknya telah tewas karena angin panas Merapi. Mendengar cerita itu aku segera menoleh kearah mobil yang parkir tidak jauh dari sana. Didalamnya ada keluarga dan family yang aku cintai. Oh my God..!
Digabung menjadi satu rasa syukur konon bukan hanya menyegarkan jiwa, namun juga memicu campur tangan ilahi untuk menyempurnakan apa yang telah IA berikan kepada kita. Gak percaya? Monggo dicoba..(gratis ini).
Menutup tulisan orgasme ini..ada sebuah pengalaman unik dari penulis The Power of Positive Thinking, (alm)Dr. Norman Vincent Peale. Seorang bisnisman mendatanginya karena sedang frustasi berat dan nyaris bunuh diri.
“Semua sudah hancur! Saya sudah habis!!”, teriaknya ketika pertama kali bertemu sang psikiater.
Oleh Dr. Peale ia segera diberi pena dan secarik kertas. Dan therapy sederhanapun berlangsung...
“Coba tulis diatas kertas apa-apa yang masih Anda miliki..” (demikian pertanyaan nya)
Semula bisnisman menolak, apa-apaan sih? Kenapa tidak langsung di NLP? Atau keluarkan bandul dan kain hitam penutup mata itu..mengapa hanya kertas dan pena?? Akan tetapi, karena berharap bertemu jalan keluar, toh akhirnya ia menurut juga. Agak susah memulai sang bisnisman tampak berpikir demikian keras..
“Saya bantu”, ujar Dr. Peale enteng. “Anda cacat?”, tanyanya pula.
“Cacat?!”, sergah bisnisman,”Saya kira Dokter bisa melihatnya sendiri..saya normal!!”
“ok..no.1 Anda tidak cacat”, kata Dr. Peale sambil tersenyum.
Singkat cerita..proses itu berlangsung cukup lama dan list yang dihasilkan cukup panjang.. beberapa item sebagai berikut
Akhirnya sang bisnisman sadar bahwa ternyata keadaan tidak ‘sehancur’ dan ‘sehabis’ yang ia pikir...
Ternyata, dibeberapa hal...bersyukur juga membuat kita sadar..keadaan ternyata tidak seburuk yang kita pikir. Bisa dipahami, karena seringkali masalah mengocok-ngocok pikiran kita, sehingga menghasilkan busa-busa yang membumbung tinggi sehingga kita merasa sudah habis tenggelam!
Nah, mari kita coba keajaiban bersyukur..ambil kertas dan pena..kita akan mendata berkat-berkat atau nikmat-nikmat yang telah TUHAN berikan kepada kita. Bagi yang sudah berumah tangga...supaya lebih seru..mari kita awali item listdown kita yang pertama dan No. 1...dengan : “Masih bisa merasakan orgasme!” (*)