Kamis, 20 Juni 2013

Tulus seperti Merpati. Cerdik seperti Ular. SABARRR seperti...Serigala!

oleh : MTA


Dua kalimat pertama, pasti cukup akrab di telinga, akan tetapi "Sabar seperti Serigala?" Gak salah tuh!?
Hehehe..

Serigala memang terlanjur di posisikan sebagai binatang yang menyeramkan. Terutama oleh film-film Hantu, lolongan "aaaaauuuuuuuuuuuuwwwwwww..auuw..auuuww!"
Serigala serta merta ditujukan pada hal-hal mengerikan. Entah itu "Werewolf" atau sekedar "ngasih kode" hantu lewat.

Namun beberapa fakta tentang Serigala cukup mengagetkan. Betapa hewan buas ini dikaruniai sebuah senjata yang luar biasa oleh Sang Pencipta bernama : "kesabaran".

Serigala tidak memiliki kekuatan macam Singa, atau kecepatan bagai Citah, keperkasaan laksana buaya, atau taring mematikan seperti Harimau. Itulah yang membuat ia dan gerombolannya akan SABAR..mengamati buruan yang seringkali jauh lebih hebat dari dirinya.

Pengamatan ini bisa memerlukan waktu berhari-hari. Sekelompok Serigala begitu SABAR mengamati sekelompok Bison selama 10 hari, untuk sungguh-sungguh menemukan Bison mana yang tepat untuk dijadikan target sasaran.

Sebagai konsekuensi tambahan dari hal di atas, serigalapun harus SABAR membututi hewan buruan dari suatu tempat ke tempat lain.

Pada saat eksekusipun, KESABARAN Serigala terlihat. Mereka akan berkejar-kejaran secara Marathon dengan hewan buruannya bisa hingga 180km!!

Bagaimana dengan terkaman-terkaman mematikan? Sayangnya itupun tidak dimiliki Serigala. Jadi mereka hanya akan menggiti berulang-ulang korbannya dan membuat korban lemas kehabisan darah.

Dan yang paling unik adalah setelah mereka berhasil mendapatkan buruan, maka Serigala akan BERSABAR mengantri sesuai umur untuk giliran makan. Selapar apapun mereka!

Kemudian yang mengharukan dari drama perburuan itu adalah, betapa sekelompok serigala pemburu akan SABAR menenteng pulang daging segar hasil buruan itu dan memberikan kepada para Serigala betina dan anak-anak mereka, betapapun jauhnya jarak yang ditempuh, tanpa mengkorupsi sedikitpun daging itu diperjalanan.

Renungkan fakta-fakta di atas..lalu bandingkan dgn kita, manusia. Apakah kita cukup sabar menghadapi semua tantangan, pencobaan, kesusahan hidup, apalagi mengetahui ada TUHAN di atas sana yang pasti selalu terlibat untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup kita.

Seringkali kekalahan, kegagalan terjadi bukan karena kita kurang cerdas, kurang modal, kurang kuat..dsb..namun hanya karena kurang SABAR.

Kita bisa berdalih bahwa teknologi, persaingan, kemacetan lalu lintas yang membuat kita kehilangan KESABARAN kita. Mereka memaksa kita bereaksi secepat-cepatnya.

Namun jika direnungkan lebih dalam, bukankah kita seharusnya menempatkan diri sebagai "Subyek" dan bukan "Obyek" (korban) keadaan? Sebagai "Kalifah" dan bukan sekedar "kafilah"? Menjadi "Rahmat" dan bukan "bulan-bulanan" bagi semesta.


Artikel sejenis Jangan Main Main Dengan G Spot Anda
(*)

Cinta itu kata Benda atau kata Kerja???

oleh MTA


*) ditulis untuk anniversary kami yang ke-13. Astagaa..13 tahun bersamamu, gak kerasaaa.. Seperti baru kemarin aku ngelamarmu, babe.
Love youuu, Kajoolll....hahaha.

Pernikahan kata orang seperti gunung, dari jauh indah, dari dekat ancur. Hahaha..Tapi aku rasa itu persoalan metafora belaka. Sama seperti hal-hal lain dalam hidup ini.

Jika kita mengandaikan hidup ini penuh persaingan, maka jadilah demikian : hidup (dan TUHAN) seolah demikian miskin, sehingga segalanya harus diperebutkan. Maka cepat atau lambat, otak kita akan dibuat sinting oleh berbagai intrik..hahaha

Jika kita mengibaratkan setiap pertemanan hanya atas nama kepentingan, maka tergenapilah hal itu. Pikiran kita akan menarik teman-teman seperti itu pula.

Demikian juga jika kita menyamakan pernikahan kita dengan bulan...ya gitu deh..jadi berat diongkos..wong kerjaannya Bumi-Bulan PP!

Mereka yang mempelajari hypnotheraphy, tentu tidak asing dengan istilah berikut : RAS Reticular Activating System. Sebuah mekanisme yang menurut Anthony Robbin, disebut mirip peluru kendali. Faktanya peluru kendali mengadopsi sistem RAS manusia. Secara singkat dapat dipahami demikian...ketika pikiran kita tertuju ke sesuatu (focus), lalu meyakininya (lock)..maka peristiwa-peristiwa akan menkorfirmasi hal tersebut. Terlepas itu valid atau tidak menurut orang lain. Stephen Covey menyebutnya dengan istilah berbeda Self Fulfilling Propechy.. dan Alkitab menyebutkannya dengan cara lain : "Jadilah kepadamu menurut imanmu!"

Hati-hati menggunakan metafora atau analogi kehidupan, karena tanpa disadari itu akan mengaktifkan "peluru kendali" Anda!

btw..soal metafora pernikahan..mengapa bukan anggur? Kalaupun terpaksa memilih sebuah metafora, maka aku akan tergoda memilih : anggur. Ya..anggur minuman. Siapapun tahu semakin lama, anggur semakin mantafff...hehehehe..

Uniknya..kita sering lupa..bahwa "Cinta" itu kata kerja, dan BUKAN kata "benda".

Jadi sangat keliru..ketika kita me-metafora-kan cinta dengan gunung, bulan, bunga, berlian, emas... termasuk anggur. hahaha...

Karena "cinta" adalah kata kerja, seorang konglomerat kaya raya pernah berkata demikian kepadaku. "apa yang terbaik yang bisa dibuat seorang ayah kepada anak-anaknya? setia dan mencintai ibu mereka dengan sehebat-hebatnya. Lalu apa hal terbaik yang bisa dibuat seorang suami kepada istrinya, mencintainya..habis-habisan..".

(*)